Preambule
![]() |
Plot twist, gak jadi sleep forever |
Now the reason I make this new blog is because I need a place to update my project, fansub parody Yesterday wo Utatte (yang semoga bisa berjalan sampai final episode), but before I post that, I think I'd like to write some stuffs that appears on my mind when I create this new blog. Terserah anda mau menggunakan informasi dari post ini untuk apa, but personally this is just a random musing from an oldfag.
Pertama, wibusphere zaman now sudah berubah (entah evolusi atau devolusi) jauh dibanding jaman saya aktif ngeblog dulu (that would be 2009, 11 years ago). Mengesampingkan konten hiburan relateable yang sekarang turah-turah (translation: overflowing) dan gampang didapat dari halaman shitpost dan meme di FB (atau dongeng2 di twitter), konten informasi dan opini juga sangat abundant, we have come to an era dimana memfilter informasi menjadi lebih penting daripada informasi itu sendiri. Di era dimana everyone has a platform to shout their voice, kadang kita menjadi terasa sudah terwakilkan. Ternyata udah ada yang berpikiran sama, dan pointnya senada dengan yang saya miliki, jadi kenapa tidak saya share saja daripada nulis sendiri, tulisannya dia malah udah jadi duluan sementara punya saya masih ada di awang-awang. Porsi platform yang sama juga memungkinkan untuk membuat counter opinion secara cepat dan dengan exposure yang berkali lipat. Jika dulu debat di interweb hanya terjadi secara anonim di imageboard atau forum dan kolom komentar blog, dan delay antar komentar bisa cukup lama untuk membuat emosi reda atau mood buat komen hilang duluan, sekarang opini dan counter opini hadir secara real time, bisa disaksikan oleh banyak orang dan penontonnya bisa turut serta secara instan, malah bisa juga memanggil bala bantuan termasuk ksatria berjubah putih, membuat perseteruan menjadi lebih panjang dari yang dibutuhkan.
Kedua, ledakan populasi wibu membuat status wibu (termasuk popularitas penggunaan istilah ini yang menggeser kata "otaku") kian menjadi mayoritas. Dan mengungkapkan opini yang valuenya berseberangan dengan taste mayoritas lebih memakan resource. Mungkin sama seperti ngomong gak suka pedes ke orang Indo. Banyak hal yang jadi tidak jelas nilainya karena sudah dikaburkan oleh yang banyak orang yang melakukannya. It's normal, everyone does that here. Akhirnya anak baru ikut-ikutan senpainya dan seterusnya sampai tidak sadar kalau itu sebuah deviasi.
![]() |
Perbedaan 10 tahun dalam 1 screenshot |
Ketiga, pada akhirnya seiring dengan kedewasaan, anda bakal tiba di point of return when you feel like you have had enough. Biasanya di fase ini anda bakal menyadari mistake of youth and IMO you don't have to feel bad about it because the experience is what make it special (kecuali beberapa orang yang tidak terselamatkan dan menjadi degenerate for the rest of their life). My point is, terkadang saya hesitant buat menulis karena point dan value saya saat ini beberapa sudah berseberangan dengan yang mayoritas yang dianut dunia perwibuan. And for you oldfags out there yang membaca tulisan ini, with a heavy heart I have to remind you that no, we are no longer part of majority jagad perwibuan (sungguh nostalgic rasanya bisa menulis pake merah-merah lagi). Untuk melihat bagaimana wujud the majority of weebs today, anda harus melihat tipikal komen2 di halaman FB yang ngegas dan sange. I know, tidak semua komen yang menyedihkan datang dari akun wibu, tapi seperti yang saya tulis di point kedua, unsur wibu sudah begitu meresap dengan banyak hal mainstream sekarang (bahkan Tirto aja wibu) jadi bisa dibilang hampir semua remaja jaman now adalah wibu (setidaknya pasti pernah nonton JAV). Like it or not harus diakui konsumen terbanyak materi budaya pop adalah kaum darah muda darahnya para remaja yang selalu merasa gagah tak pernah mau mengalah. Masa muda masa yang berapi-api yang maunya menang sendiri walau salah tak peduli. Nah jika anda otaku oldfags pasti anda membaca kalimat tadi sambil nyanyi dan sekarang anda mungkin mengelus2 jenggot sambil bergumam hmm hmm naruhodo soiu koto ka. Kembali ke soal mistake of youth, jika anda bertanya nah terus kenapa gak dibenerin kalau melihat wibu jaman now sudah melanggar batas? Well, kembali ke point sebelumnya, 1) populasi sekarang terlalu besar untuk dikontrol, 2) its a phase-kind-of-thing, dimana pada akhirnya biasanya ilang sendiri entah karena nyadar atau tergeser oleh kesibukan atau prioritas lain, sama seperti chooneebyo yang pada akhirnya malah berusaha untuk dilupakan dan 3) seperti lirik lagu di atas, this phase occurred during the most hot headed age alias ngeyelan, dibilangin kaya gimana juga gak bakal banyak ngefek.
Point keempat, adalah sesuatu yang saya dapatkan setelah turun gunung dan bertemu dengan berbagai macam pendekar dari bermacam-macam aliran dunia persilatan, di mana pada akhirnya saya merasa telah menemukan aliran yang cocok, setidaknya untuk saat ini, detailnya tidak akan saya tulis but basically its somekind of middle path kind of thing. Meskipun, berdasarkan ilmu lain yang saya dapatkan dari dunia persilatan; segala sesuatu selalu ada counternya, menjadi netral pun bisa (di)salah(kan), terkadang malah bisa lebih parah, diserang dari dua sisi yang sama-sama tidak terima. But for now I believe neutral is the kind of play style I choose with all of its pros and cons. That's all for the intro, I hope you will enjoy the content of this blog.
![]() |
Two phases explained in one picture |
Pantesan kok saya cari2 blognya ngilang, dulu sering nemu anime bagus dari blog ini, bahasanya juga kocak. Banyak meme yang bisa dipanen.
ReplyDeleteWah pembaca setia ya, trims sudah mengikuti blog ini, udah lama gak nulis lg gara2 genshin ww
Delete